Kenapa Kopi Robusta Banyak Diproduksi di Indonesia?

Tahun 2020, produksi kopi Indonesia terdiri dari 72 persen robusta, 27 persen arabika dan 1 persen liberika. Daerah yang paling banyak memproduksi kopi robusta di Indonesia adalah Sumatera selatan.

Kenapa Produksi kopi varietas robusta di Indonesia jauh lebih banyak daripada varietas lannya?

Hal itu disebabkan karena beberapa faktor utama yaitu:

1. Lokasi Tanam

Kopi robusta memerlukan lokasi tanam dengan ketinggian yang lebih rendah daripada kopi arabika. Tanaman kopi varietas robusta bisa diproduksi di tanah dengan ketinggian 600-800 meter di atas permukaan laut, sedangkan bibit kopi arabika dapat ditanam di ketinggian 1200-1300 meter di atas permukaan laut.

Jadi untuk menanam kopi varietas robusta tidak perlu harus di area pegunungan yang tinggi.

Di Indonesia, wilayah pegunungan tinggi dan layak untuk menanam kopi arabika tidaklah banyak. Wilayah pengunungan tinggi terbanyak terdapat di pulau jawa. Kalau di sumatera ada di Aceh dan Sumatera Utara.

Sehingga banyak dari masyarakat yang banyak hidup di wilayah dataran rendah lebih memilih membudidayakan tanaman kopi varietas robusta daripada arabika.  

2. Proses Pembudidayaan

Menanam kopi varietas robusta tidak lah perlu pelakuan khusus seperti kopi arabika, karena tanaman kopi robusta lebih tahan terhadap perubahan cuaca, serta tahan terhadap serangan hama.

Indonesia dikenal sebagai negara yang menganut tiga musim, negara tropis, dengan cuaca yang berubah-ubah. Sehingga sebagian besar wilayah Indonesia dirasa lebih cocok untuk ditanami kopi varietas robusta.

Upaya yang dikeluarkan untuk menanam tanaman kopi robusta tidak sekompleks upaya yang diperlukan untuk menanam kopi arabika. Sehingga banyak masyarakat atau petani kopi memilih membudidayakan tanaman kopi varietas robusta.

3. Selera Masyarakat

Kopi diidentikkan dengan rasa pahit. Ini artinya kebanyakan masyarakat lebih suka dengan kopi Robusta dibandingkan dengan kopi jenis Arabica. Sebagaimana rasanya, kopi robusta memang lebih pahit daripada kopi arabika.

Selain itu, dalam pola pikir masyarakat Indonesia, kopi arabika rasanya lebih asam dan berpotensi memicu sakit perut. Karenanya, kebanyakan peminum kopi di Tanah Air lebih memilih jenis kopi robusta ketimbang arabika.

Oleh karena itu, pasar kopi robusta di Indonesia masih mendominasi daripada kopi arabika.

3. Kopi Sachet

Saat ini masyarakat memang masih lebih banyak mengonsumsi minuman kopi di rumah. Sehingga permintaan kopi sachet masih tinggi.

Jenis kopi robusta biasanya banyak diolah menjadi kopi instan kemasan alias kopi sachet oleh industri manufaktur, beda dengan kopi jenis arabika yang lebih banyak digunakan untuk dikonsumsi langsung di hotel, restoran, dan kafe (horeka).

4. Harga

Harga kopi robusta lebih murah daripada kopi arabika. Karena tingkat pendapatan sebagian besar masyarakat indonesia tidak tinggi, maka kopi robusta menjadi pilihan untuk sajian minuman kopi mereka.  

5. Gaya Hidup

Kopi bagi masyarakat Indonesia masih dipersepsikan sebagai minuman untuk menahan rasa kantuk. Kebiasaan begadang di Indonesia, membuat minuman kopi yang bisa menahan rasa kantuk selalu dibutuhkan. Dan kopi varietas robusta dikenal sebagai kopi dengan tingkat kafein yang lebih tinggi daripada. Kafein adalah zat yang di dalam kandungan kopi yang mampu memberikan pengaruh untuk menahan kantuk.

Selain itu, kebiasaan berkumpul masyarakat untuk bercengkrama, berdiskusi masih tinggi hingga kini, biasanya warung kopi atau kedai-kedai kopi kecil dijadikan tempat mereka berkumpul, walau kini sudah ada cafe atau coffee shop, namun jumlah warung kopi kecil masih jauh lebih banyak di berbagai wilayah indonesia, hingga pelosok. Umumnya, minuman kopi yang disajikan oleh warung kopi kecil ini adalah kopi sachet atau kopi tubruk yang berasal dari kopi robusta. 

Kata Kunci: kopi robusta, kopi arabika, produksi kopi di indonesia, jenis kopi terbanyak diproduksi di Indonesia

Penulis: mas bram